16 January 2010

Kurasan Parit kembali menghantui kota Medan

Wuih...akhirnya telkomsel flashku kembali ke kecepatan normalnya. Memang agak aneh ya, namanya paket Unlimited, tetapi sebenarnya Limited. Satu bulan dikasih jatah 2 GB, yang artinya setelah melewati 2 GB, anda masih bisa connect tetapi kecepatannya udah lambat benar. Ini tandanya tidak ikhlas ngasih Unlimited-nya. :-)

Oke deh setelah sekian lama tidak ngepost, sebenarnya banyak yang ingin di post. Tetapi disini gue mau ngasih informasi kalo akhir-akhir ini jalan kota medan sungguh berdebu. Ini lantaran pihak pemko Medan lagi hobi-hobinya ngorek parit. Yah katanya supaya parit tidak tersumbat dan mengurangi banjir di kota medan tercinta ini. Menurut saya ini merupakan langkah yang bagus sebab nampak ada usaha dari pihak pemko untuk mengatasi salah satu permasalahan utama di kota ini yakni banjir. Tetapi caranya tidak berubah dari dulu, hasil kurasan tetap dibuang ke jalan dan inilah akhirnya timbul masalah baru. Bayangkan hasil kurasan dari parit berwarna hitam pekat ini menutupi hampir semua badan jalan. Mirip jalan becek di pasar tradisional gitu jadinya. Kalau dilalui oleh kenderaan bermotor bakal berterbangan debunya setelah mengering hasil kurasannya.

Yang parahnya ini seolah-olah menjadi kesengajaan dari pihak pekerjanya. Karena menurut informasi dari media cetak, pihak pekerja ada yang meminta pungutan liar jika ada yang ingin hasil kurasannya segera disingkirkan dari depan rumahnya. Jika tidak maka akan dibiarkan berhari-hari barusan diangkut. Alasannya agar mengering dahulu kurasannya barusan bisa diangkut.

Kalo pagi pada saat gue ingin sarapan, ku lihat debu-debu berterbangan mirip badai pasir gitu. Terpaksa mesti memakai masker jika tidak ingin terkena ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ). Lucunya lagi ada pembantu rumah tangga yang karena mungkin diperintahkan ama majikannya untuk mengurangi debu-debu berterbangan ini, menyiram jalan dengan air. Tetapi airnya bukan air ledeng, melainkan air dari parit. Lah ini bukannya menambah kotoran lagi ke jalan. Jadi lengkaplah sudah udara di kota medan ini, ada debu, bau dan sekaligus bibit penyakit. Yah parahnya itu terjadi persis didepan toko yang jual roti. Bukannya pelanggan begitu ingin masuk bakalan tercium bau dari air parit tersebut? Udah lah...hanya Tuhan yang bisa mengerti mereka tersebut.

Dan gue harus mengakhiri postingan ini sebelum merusak akhir mingguku ini. :-)

No comments:

Post a Comment

Kasih Donk Komentarnya