Sampai di rumah Amir merasa kecewa di perlakukan seperti itu oleh sang dosen. Amir tak habis pikir kenapa dosennya bertindak seperti itu padahal sebelumnya masih bisa bercanda. 'Oh kenapa?' pikir Amir. ' Apakah ada yang salah denganku?'. 'Kenapa mesti terhadapku beliau bertindak seperti itu?. Kira-kira begitulah kata hati si Amir.
Sampai tulisan ini di luncurkan memang belon tau penyebab dosennya bertindak seperti itu. Yang pastinya tindakan dosen itu telah melukai hati si Amir. Guenya cuman bisa menyarankan agar tabah dan segera melupakan kejadian itu. Tentunya tidak mudah melupakan perlakuan seperti itu. Tapi dengan mengingat bahwasanya suasana hati seseorang itu bisa berubah gitu cepat saya yakin si Amir bisa melupakan kejadian ini segera. Ingatlah perasaan seseorang bisa berubah tapi jangan sampe perasaan kita di kontrol oleh orang laen. Mirip seperti remote control, begitu tekan 'play' kitanya bahagia tak menentu, begitu orang laen tekan 'stop' kitanya pun merenggut sedih. Masyarakat memang udah mengondisikan keadaan seperti itu. Dari sejak kecil kita udah ditekankan agar selalu mendapat persetujuan dari orang. Memang ada baeknya pengondisian seperti ini sehingga kita tidak semena-mena melakukan tindakan yang merugikan masyarakat. Tapi kalau pengondisian ini sedemikian menyiksa batin, saya kira perlu di pikir lagi pengondisian-pengondisian yang merugikan diri kita sendiri ini. Pembahasan ini mungkin agak berpanjang lebar tetapi semoga bermanfaat deh.
05 June 2008
Stress di Cuekin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Kasih Donk Komentarnya