Awalnya sih kurang tertarik untuk mencoba nasi ini, tetapi berhubung udah bosen dengan nasi-nasi lainnya, maka tadi guenya memberanikan diri untuk mencobanya. Nasi kucing ini sebenarnya mirip seperti nasi perang tanjung balai yang terkenal itu. Nasinya nasi gurih/lemak, porsinya kecil mangkanya di sebut nasi kucing. Ada lauk yang bisa dipilih seperti rendang, ayam, atau ikan.
Soal rasanya, hmm...enak tuh. Tadi sempat tambah nasi lagi. Boleh dicoba deh kalo lagi maen-maen ke kampung keling. Pengunjung hanya bisa duduk di luaran, berhubung dalamnya tempat jualan baju/celana. Jadi kita bisa sekalian beli baju/celana sambil makan-makan disana. Selain nasi kucing, di tempat ini juga ada tersedia penganan ringan seperti burger, pisang bakar, dan lain-lain. Berani coba? :-)
29 July 2009
Nasi Kucing
27 July 2009
Kartu American Express yang meminta-minta
Pertama sekali pas di tawari kartu ini oleh salah satu marketer-nya, guenya menolak untuk membuatnya berhubung uang iuran tahunan yang mencapai Rp. 450.000. Untuk ukuran saya, jumlah itu terlampau mahal untuk uang iuran sebuah kartu kredit. Kemudian selang beberapa bulan, gue di tawari lagi oleh marketer yang sama dengan iming-iming uang iurannya telah di turunkan menjadi sekitar 200 ribuan. Dan kalo gue tak salah, untuk tahun pertama, guenya di bebaskan dari iuran tahunan ini. Malahan guenya di tawari lagi voucher belanja di carrefour senilai Rp. 500.000 asal guenya bersedia memakai kartu ini minimal 5 kali gesek dalam waktu 2 bulan dihitung dari tanggal keluarnya kartu.
Pada saat itu guenya bersedia membuat kartu ini dengan alasan untuk mendapatkan voucher belanja cuma-cuma ini. Kemudian keluarlah kartu Amex ini. Sekilas kartu ini nampak mewah, tapi guenya sedikit bingung mau gesek dimana dengan kartu ini. Dan kartu ini pun akhirnya gue terlantarkan sampai hari ini ketika surat tagihannya datang. Tertera disana tagihan sebesar Rp.450.000 yang mesti gue bayar sebagai uang iuran tahunan. Terkejut hati ini, selain karena besarnya uang iuran yang mesti saya bayar, juga karena belon pernah terpakainya kartu Amex ini malahan sudah ditagih uang iurannya. Keterlaluan pihak kartu kredit Amex ini pikirku dalam hati. Gue merasa di tipu oleh marketernya. Dengan perasaan dongkol, gue telepon call centrenya dan mendapat penjelasan yang lumayan bertele-tele. Ternyata uang iuran yang 200 ribuan itu adalah kebetulan lagi ada promo pada tahun ini saja. Jadi memang seharusnya tak pernah di turunkan tuh uang iuran tahunannya seperti yang di jelaskan oleh marketernya tempo hari. Yah kemungkinan tahun depan promonya lain lagi, jelas pihak customer servicenya.
Oh ini saatnya gue harus membuang jauh-jauh kartu ini. Tak ada alasan lagi untuk mempertahankan kartu Amex ini. Guenya tak abis pikir apa kelebihan kartu Amex ini selain mahalnya iuran tahunan. Begitu guenya ingin mengajukan ditutupnya kartu ini, pihak customer servicenya meminta gue menunggu paling lama 5 hari kerja. Guenya disuruh menunggu bagian penutupan kartu kredit menghubungi gue kembali. Weleh..weleh..tutup kartu pun mesti di tungguin. Bye...bye...kartu Amex Goldku....!
19 July 2009
Bom Jakarta
Mungkin banyak yang mempertanyakan termasuk saya sendiri kenapa ada yang begitu rela dan berani mengorbankan dirinya sendiri untuk kemudian membunuh orang lain. Dan uraian berikut ini hanyalah pendapat saya sendiri.
Bom bunuh diri seperti ini menurut saya dilakukan oleh 2 tipe manusia. Yang pertama adalah datang dari pihak yang kurang mampu secara ekonomi dan edukasi. Ketidakmampuan bertahan hidup membuat orang seperti ini hanya bisa pasrah dan kalo bisa ingin segera menghabiskan hidupnya. Tanpa pikir panjang lagi, begitu di tawari suatu pekerjaan yang menghabiskan nyawa ini akan diterimanya. Yah orang ini mungkin berkata dalam hati ' Kalo urusan mati sih lambat atau cepat pasti datang punya, yah mendingan gue percepat aja dah, biar derita segera berakhir '.
Tetapi bisa kemungkinan pelakunya dari tipe ke dua yakni dari pihak yang mampu secara ekonomi dan edukasi. Nah tipe ini yang menurut saya sangat berbahaya karena tipe ini memiliki kemampuan finansial dan pendidikan sehingga sulit untuk mendeteksinya. Memang orang yang normal tak mungkin melakukan pekerjaan ini. Orang dari tipe ini sebenarnya mampu berpikir, tetapi karena jalan berpikirnya udah di tata sedemikian rupa sehingga menjadi terikat kepada suatu dogma maka tak segan-segan melaksanakan apa yang menurut dia benar. Dogma ini pun udah ditanamkan sejak awal sehingga sulit untuk di ubah lagi. Semakin dewasa orang ini, maka semakin kuat juga dogma-dogma ini. Setiap orang termasuk saya pastilah ada dogma-dogma yang kita bawa sejak kecil. Tak peduli dogma tersebut didapat darimana, yang penting dogma ini terus kita pegang dan adakalanya tidak pernah kita tanyakan lagi kebenarannya. Maka bercermin dari ini, cobalah masing-masing dari kita gali lebih dalam dan dalam, kira-kira ada tidak dogma seperti ini. Saya kira kalo setiap orang termasuk teroris melakukan hal yang sama, teroris ini akan kembali berpikir dua kali atau bahkan lebih sebelum melakukan aksi terornya.
Memang tindakan yang merugikan pihak lain bahkan menghilangkan nyawa orang seperti ini bisa dilakukan siapa saja jika pikiran dan hati dalam keadaan kacau. Contohnya banyak kasus kita lihat ada ayah yang membunuh semua anak dan istrinya karena himpitan ekonomi ataupun alasan-alasan lain. Mari kita mengambil hikmah dari semua ini, seperti kata Aa Gym 'Jagalah hati dan pikiran kita masing-masing'
*Jagalah Hati....
Jangan kau Nodai...
Jagalah hati...
Lentera hidup ini...*
Dalam postingan kali ini saya ingin mengucapkan turut berdukacita atas korban-korban bom jakarta kali ini, semoga kerabat yang ditinggalkan bisa tetap tabah. Dan juga kepada para orang-orang dibalik bom ini semoga cepat-cepat introspeksi diri dan mempertanyakan kembali aksi-aksi kelian ini, apakah efektif dan tepat sasaran. Apakah tujuan kelian sebenarnya? Kalo hanya ingin mengacaukan dan membuat masyarakat resah, memang kelian udah berhasil. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena masyarakat akan kembali kuat dan semakin kuat menghadapi aksi-aksi kelian ini dan akhirnya kelian tetap dicap sebagai teroris. Itu saja dan memang itu saja keberhasilan kelian. Ayo mas, sadar....!
14 July 2009
Suatu Sore di Mapoltabes Medan dan Sekitar ( Mapoltabes MS )
Cerita berawal di minggu pagi yang indah, saat ingin pergi sarapan, guenya berhenti di lampu lalu lintas samping hotel danau toba. Dari pos polisi yang terletak dekat situ, guenya merasa di panggil seorang polisi yang melambai-lambaikan tangannya ke arah saya. Berhubung di samping ada seorang lagi pengendara motor yang udah lumayan umurnya, guenya pura-pura menganggap yang dipanggil itu pengendara berumur ini. Setelah tarik ulur beberapa detik, pengendara berumur ini pun segera mendekati polisi ini. Tetapi polisinya segera memberikan lambaian tangan lagi, dan kali ini guenya tak bisa nolak lagi karena tak ada siapa-siapa lagi selain saya. Pengendara berumur ini pun segera berlalu dan mungkin ucap puji dan syukur dalam hati karena bukan dianya yang berurusan dengan polisi ini.
Di Indonesia ini, khususnya di kota Medan ini, polisi itu bagaikan orang yang mesti di hindari dan kalo bisa jangan pernah jumpa neh aparat. Yang seharusnya terjadi adalah begitu ada polisi kita merasa nyaman dan aman berhubung ada pengayom dan pelindung di sekeliling. Tetapi alangkah ironisnya, kitanya malah merasa tak nyaman kalo jumpa polisi. Yah begitulah image pak polisi di kota tercinta ini.
Okey, gue kembali ke cerita diatas. Singkat cerita guenya di anggap melanggar peraturan lalu-lintas yakni berhenti lewat garis. Guenya pun hanya bisa pasrah saat polisi ini mengeluarkan dan menuliskan surat tilang sembari memberikan informasi pasal apa yang gue langgar dan kapan gue mesti disidangkan. Biasanya kalo di tilang, guenya minta damai aja, alias titip uang ke polisinya biar tak di sita STNK atau SIM-nya. Cuman kale ini guenya merasa kesalahan tidak begitu parah, dan polisinya pun tidak menunjukkan tanda-tanda mau berdamai, yah tak pa-pa lar gue pikir dalam hati ditilang kale ini. Polisinya sempat nanya mau di tilang yang mana, STNK atau SIM, gue milih STNK aja. Setelah itu gue undur diri dan ada kekesalan di hati karena mesti urus lagi neh STNK. Gue perhatikan pasal yang dituliskan dan segala informasi yang tercetak di surat tilangnya.
Karena penasaran, ku coba nyari informasi tentang surat tilang ini di dunia maya. Wuih...banyak betul informasi yang tersedia, tapi sayang semua informasinya dari luar kota medan. Salah satu yang menurut saya berguna ada di http://maliablog.wordpress.com/2007/11/01/sharing-lagi-tilang/
Pasal-pasal pelanggaran lalu-lintas dan berapa denda yang seharusnya di bayar semuanya ada di dunia maya. Tapi memang peraturan tinggal peraturan, terkadang yang di lapangan tidak sesuai. Di internet, denda yang harus gue bayar karena melewati garis seharusnya Rp.10.000, itupun guenya kalo tak salah lihat ya. Mohon di koreksi jika salah.
Dan biasanya guenya kalo kena silang, minta calo yang urus aja. Biar hati tenang dan tak perlu ke kantor polisi yang bakalan lebih rumit lagi prosesnya, pikirku dalam hati. Tapi kali ini berkat informasi dari internet, katanya mendingan urus sendiri aja, guenya pun memaksakan diri untuk ke kantor polisi keesokan harinya setelah gue ditilang.
Pas sampai di kantor polisi, guenya di buat bingung. Banyak sekali orang yang lagi antri dan dengan berbagai ekspresi muka. Dari kartu informasi di dada, tertera kalo orang-orang ini lagi urus SIM yang memang perlu menunggu dan memakan waktu. Tak ada semacam customer service atau apalah namanya yang bisa kasih informasi ke gue tentang urus surat tilang ini. Terpaksa gue jalan-jalan sendiri, menyusuri kantor polisi ini, sambil liat sana-sini. Eit ternyata ada peta lokasi tentang gedung kepolisian ini. Nah peta ini juga lah yang membantu saya menemukan tempat untuk urus surat tilang. Pokoknya carilah ruangan yang ada tulisan Ba-Ur Tilang . Mungkin kepanjangannya Bagian Urusan Tilang.
Begitu masuk ke dalam ruangan ini, ada beberapa polisi yang lagi bertugas. Guenya pun segera mengutarakan maksud kedatanganku. Ternyata waktu kedatanganku kurang tepat, karena polisi pada istirahat. Sebagai informasi saja, jam istirahat di Mapoltabes Medan dari jam 12.00 s/d 13.30 walaupun di dinding ada tertempel jam istirahatnya 12.00 s/d 13.00. Dan guenya diinformasikan kalo gue nya terlampau cepat urus tuh surat tilang berhubung STNK-nya belon diserahkan oleh polisi penyitanya ke kantor Poltabes ini. Guenya disuruh pulang dan kembali kira-kira seminggu lagi.
Nah siang tadi, guenya kembali ke kantor Poltabes MS ini untuk mengurus surat tilang ini lagi. Dan urusan ini hanya perlu waktu kira-kira 15 menit, dari gue serahin tuh surat tilang, lalu pegawai polisinya ketik-ketik di komputer ( mungkin nyari nomor urut surat tilangnya ), dianya menuliskan suatu angka di surat tilangnya, lalu mencari di sekumpulan STNK tersita di lantai. Tak berapa lama, STNK gue ditemukan, lalu polisinya minta gue untuk bayar duit sebesar Rp. 30.000. STNK gue terima, dan selesai deh urusan. Denda yang kita bayar ternyata bergantung berapa banyak pasal yang kita langgar. Jadi mesti di perhatikan dan ditanyain ke polisi kalo laen kali kalo di tilang, pasal-pasal apa yang dilanggar. Kebetulan ada seorang bapak yang berbarengan dengan saya urus surat tilangnya yang mesti bayar sampai Rp. 80.000 karena di tertera banyak pasal yang dilanggar di surat tilangnya. Kasihan tuh bapak!. Jadi hitung-hitungannya kalo satu pasal di langgar Rp. 30.000, kalo lebih yah silahkan di kali-kali saja.
Jadi ini pun menjadi pedoman buat yang ingin damai ditempat, kalo polisinya minta lebih dari Rp.30.000, bagusan di tilang saja, dan walaupun agak repot sedikit ke Mapoltabes MS untuk bayar dendanya demi tegaknya hukum dan mengurangi korupsi di sekitar kita.
13 July 2009
Surat Cinta kepada 'Teman'
Semalam pada saat jalan-jalan ke Palladium, ku jumpa lah sesosok manusia yang telah lama menghilang dan ku rindu. Kepadanya kale ini ku ingin menulis surat cinta:
'Bang, udah sekian lama kita tak bersua. Saya tak tahu apakah abang masih mengingat saya. Yang pastinya saya masih mengingat abang. Ku masih ingat pada saat kita di kos-kosan dulu, kita sering bercanda ria. Abang dengan rambut hitam keritingnya, sering berkumpul dan sekedar melepas lelah di lantai atas kos kita yang terletak di kampung madras alias kampung keling dulu itu. Tak berapa lama kita pun saling berpisah. Sekian tahun kemudian, tiba-tiba abang menelepon saya. Oh betapa senangnya saya bisa mendapatkan kabar dari abang. Abangpun menuturkan segala kendala dan masalah yang abang hadapi saat itu. Abang lagi di kejar polisi dan mesti bersembunyi. Ada sedikit rasa terkejut dalam benakku. Saat itu ku izinkan lar abang untuk menginap di kamar saya sembari bernostalgia mengenang masa-masa lalu yang telah kita lewati bersama. Lalu keluarlah dari mulut abang agar saya pinjamkan sekantong duit agar hidup abang tetap bertahan. Tanpa ragu dan diiringi rasa kasihan yang mendalam, ku tariklah uang dari ATM untuk ku pinjamkan ke abang. Tapi tindakanku ini akhirnya ku sesali kemudian sebab abang telah menyalahgunakan kepercayaanku ini. Abang sekali lagi menghilang tanpa jejak, dan uangku pun melayang tanpa jejak.
Tetapi saya hanya bisa menghibur diri, suatu hari nanti mungkin pada saat keadaan keuangan abang sudah membaik, abang akan kembalikan tuh duit. Kalau pun tidak, biarlah itu menjadi berkah bagi abang.
Lalu bencana tsunami melanda kota Banda Aceh tercinta, saat itu saya juga menjadi salah satu korbannya. Pesan singkat dari abang pun tiba-tiba masuk ke hape saya, yang intinya abang masih mengingat duit yang abang pinjamkan dan akan segera kembalikan ke saya. Itupun yang saya tanggapi dengan hati dingin dan tak ku balas pesan singkatmu itu, berhubung masih dalam suasana duka ditimpa bencana.
Nah semalam pada saat ku jalan-jalan di Palladium mall, sekilas ku nampak sosok wajah manusia di depan lift. Manusia ini mirip sekali dengan abang. Saya sedikit tidak percaya kalo itu adalah abang. Ku perhatikan sekali lagi, bentuk wajah, rambut, kacamata yang di kenakan, oh iya...hatiku berdegup kencanng, ternyata manusia itu adalah abang. Ingin sekali rasanya menyapa abang kembali. Tetapi mengingat perlakuan abang kepadaku tempo hari, ku urungkan niat ini. Abang pun masuk ke dalam lift, saya juga ikut masuk ke dalam lift. Wajah kita pun saling bertatapan beberapa detik. Ku pura-pura tidak mengenal abang. Abang pun saya kira begitu. Sungguh perjumpaan yang menegangkan walaupun hanya berlangsung beberapa saat. Setelah itu saya melihat gelagat abang yang pura-pura melihat ke tempat lain untuk menghindari tatapan mata denganku. Ku nikmati saja kelakuan abang yang salah tingkah ini. Dan setelah itu, kita berpisah lagi setelah keluar dari lift. Jikalau ada kesempatan membaca surat cintaku ini, perlu abang ketahui, sudah kumaafkan abang dari dulu-dulu dan duit yang abang pinjamkan udah saya anggap sumbangan. Soal ku tidak menyapa abang dan pura-pura tak kenal di palladium kemaren itu, bukan maksud hati membenci abang, tetapi saya takut mendapatkan perlakuan yang sama di kemudian hari. Biarkan kita melangkah di jalan sendiri-sendiri. Good bye...my friend and also my money! '
01 July 2009
Ayo bermain Twitter
Ini postingan singkat saja sebelum mengakhiri malam ini. Cuman mau pengumuman bentar aja walaupun tak penting banget, guenya lagi asyik belajar maen Twitter neh dan masih sepi temen. Jadi buat temen-temen yang di luar sana yang kebetulan ada maen Twitter, ayo kita saling follow meng-follow...hehehehehe.... Sekian dan terima kasih. Merdeka !
NB : Guenya berkicau di https://twitter.com/ruslijohan