Pada saat gue mengetik postingan ini, listrik udah padam dari jam 10 pagi tadi, sampe sekarang masih belon hidup. Mesin genset meraung-raung. Begitulah keadaan kota Medan sampai saat ini dan tidak tahu kapan baru kembali normal. Doain saja cepat berlalu deh!
Ngomongin soal lain, baru-baru ini pada saat chatting ama mantan murid, dianya barusan menggelar kios di dunia maya ini. Jualannya sepatu sneaker gitu. Katanya sih original. Bagi yang suka mengoleksi sepatu coba deh liat-liat bentar ke http://www.sneakerheadmedan.blogspot.com/
Cukup sekian postingan di Selasa siang kali ini. Sampe jumpa di postingan berikutnya.
29 September 2009
Giliran Pemadaman Listrik di Medan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ohhh akhirnya bs comment...
ReplyDeleteada quote br... Kota Medan adalah Kota Genset,di mana suara genset berdengu dan dihidupkan sewaktu Medan gelap tanpa listrik.
Mati lampu 4 jam sehari = Hidup Genset 4 jam sehari
iya terimakasih atas komentarnya dan perjuangannya...hehehehe...
ReplyDeleteiya setuju banget tuh quotenya, ke depan
masing masing satu rumah di medan mesti
ada pembangkit listrik sendiri sendiri tuh
Saya benar benar mendukung tentang semua keluhan orang orang kepada PLN, kalau bisa di perbanyak lagi. Saya heran dengan para petinggi di pemerintahan yang kurang begitu bertindak atas permasalahan ini, dan mereka bahkan cenderung hanya mencoba menahan kemarahan warga dengan mengatakan "kalau demo, jangan bertindak anarkis", seperti yang di katakan pak GUBSU kepada masyarakat Binjai dan Lubuk Pakam terkait demo anarkis yang mereka lakukan tempo hari. Padahal kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi dan sangat mudah di prediksi bahwa itu akan terjadi, dan wajar bila warga panik dan stres. Karena listrik di zaman sekarang ini sudah bisa di masukkan ke dalam kategori kebutuhan Primer, bukan lagi kebutuhan sekunder.
ReplyDeleteDan satu lagi, PT. PLN sebagai sebuah perusahaan negara, apa mereka tidak menyadari bahwa terdapat perbedaan yang SUPER BESAR, antara - adanya jadwal pemutusan listrik bergilir dengan tidak adanya jadwal pemutusan. Seandainya pun pemutusan listrik tersebut memang benar benar perlu dan harus di lakukan, tapi Apabila ada jadwal yang tepat (hari-jam-menit dan detiknya) kapan waktunya di lakukan pemutusan di sebuah wilayah dan jadwal itu benar benar di tepati oleh PLN, hal ini bisa mengurangi dampak kerugian dan penderitaan loh, coba bayangkan itu. Tidak akan ada lagi istilah "nasi masak setengah matang di ricecooker", anak nggak punya alasan nggak ngerjain PR di rumah, susu formula bayi di kulkas nggak lagi basi, dan lain sebagainya, karena keadaan atau tindakan bisa di sesuaikan dengan waktu pemutusan. Banyak orang orang yang katakanlah para kritikus, yang beranggapan bahwa masalahnya hanyalah tentang ketidak adaan listrik, padahal masalah ketidak adaannya jadwal pemutusan tersebut justru adalah satu yang TERBESAR. Dan itu yang paling sangat membuat menderita. Bagi yang membaca ini coba deh di renungkan sebentar.
Dan banyak Orang yang beranggapan bahwa kata kata "pemutusan listrik yang semena mena" yang banyak di tulis di berbagai media sebagai head linenya, di anggap hanya sebagai kata kata kemarahan/kekecewaan, atau kata kata yang memperbesar masalah atau kata kata yang mendiskriminasi pihak tertentu dengan tujuan agar koran/websitenya "laku". Padahal benar itulah apa adanya. Pihak PLN memang telah melakukan tindakan brutal dan semena mena. Karena ingat!! Ini adalah sebuah perusahaan negara yang besar, bukan Home Industri yang lemah management. Dan Sekali lagi INGAT!!! Aliran Listrik ke rumah kita itu - Di_putuskan_kan, bukan Ter_putus_kan oleh bencana alam seperti di samber gledek atau gempa bumi yang datangnya tiba tiba nggak di sangka sangka, sehingga nggak mungkin di buat jadwalnya.