30 October 2008

Gramedia Gajah Mada


Kalau anda tinggal di Medan, teringat buku pasti teringat Gramedia. Sesuai motonya 'Kala buku Kala Gramedia'. Ini berhubung toko buku terlengkap dan mungkin terbesar di Medan adalah Gramedia ini. Toko buku Gramedia sampai saat ini tersebar di Sun Plaza, Medan Mall, dan di jalan Gajah Mada. Sebenarnya di Medan masih ada toko buku Karisma yg ada di Medan Fair tapi saya kira bukunya tidak selengkap Gramedia. Diantara beberapa cabang diatas, Gramedia di jalan Gajah Mada yg berdiri sendiri dalam artian tidak terletak di dalam plaza atau mall. Nah disini saya ingin mengungkapkan 'keistimewaan' lain dari Gramedia Gajah Mada ini. Sekilas memang tidak ada yg istimewa selain ada Dunkin Donuts yg terletak pas di sampingnya. 'Keistimewaan' akan nampak begitu anda mengalami sesak ingin buang air pada saat berada di dalam gedung Gramedia ini. Masalahnya adalah di dalam
gedung yg boleh dibilang lumayan megah ini tidak terdapat toilet. Timbul pertanyaan 'Dimanakah para karyawan hendak membuang air?'. Ternyata toilet karyawan berada diluar gedung tepatnya dekat parkir sepeda motor. Kondisi toilet pun begitu sempit dan tak terawat. Jadi bagi pengunjung yg ingin ke toilet mesti keluar dari gedung seolah-olah sudah ingin pulang untuk masuk ke toilet karyawan ini. Perjalanan ke sana pun lumayan jauh untuk ukuran orang yg jarang olahraga. Menurut saya setelah selesai dari toilet, pengunjung pasti langsung pulang daripada mesti masuk kembali gedung melanjutkan belanjanya. Ini tentunya merugikan pihak Gramedia itu sendiri. E-mail cinta sudah saya layangkan ke pihak Gramedia. Semoga ditanggapi dan diberi penjelasan. Mungkin 'keistimewaan' ini sengaja dibuat agar selain mencerdaskan kehidupan bangsa juga menyehatkan bangsa. Pengunjung harus olahraga dgn berjalan santai duluan sebelum ke toilet. :-D
Sebagai informasi tambahan, di kota Medan tercinta ini akan hadir lagi Gramedia tepatnya di Palladium yg katanya bakalan terbesar di Sumatera. Kita tunggu kehadirannya.

21 October 2008

Kutunggu Jandamu

Ku Tunggu Jandamu' adalah film terbaru yg dibintangi Dewi Perssik. Dari judulnya dapat di ramalkan filmnya bakal agak nyeleneh dan dibumbui adegan panas. Apalagi bintang utamanya si Dewi Perssik, penyanyi dangdut yg beralih menjadi bintang film panas, film ini juga didukung bintang panas laennya seperti Andy Soraya. Tetapi setelah menontonnya, kekecewaan yg di dapat. Dari awal sampai akhir, cerita hanya berkutat pada adegan Dewi Perssik menggoda pria-pria sekitar kompleks rumah. Ceritanya berawal saat si Perssik resmi menjadi janda karena tak mau dimadu oleh mantan suaminya. Setelah itu dia tinggal bersama dengan kakaknya Cheri ( Andy Soraya ) di suatu kompleks perumahan '69 Residence'. Nah alur cerita berkutat di situ-situ saja. Ada adegan si Persik lagi siram bunga, tetangga pada ngelototin tubuh montoknya. Atau adegan senam di serambi rumah, dan ada lagi adegan ganti baju di kamar. Semuanya ini memang seharusnya menjadi bumbu, tapi sanking kebanyakan menjadi sajian utama. Tak malu-malu lagi memang adegan panas di film ini. Dari dinampakkan celana dalam sampe adegan ciuman tak disensor sama sekali. Mungkin inilah yg menyebabkan film ini termasuk yg ramai di tonton. :-D Bisa-bisa menyamai film 'Laskar Pelangi' dari sisi penjualan tiketnya.

Berhubung ketegaran hati dan sifat suka membantu tetangga sekitar, maka di film itu akhirnya si Perssik di nobati 'Janda Of The Year 2008'. Hahahaha..... Film pun berakhir begitu saja dan timbul pertanyaan di hati ' Apa yang mau disampaikan di film ini? ' Kayaknya tak ada pesan moralnya. Tapi yah begitulah filmnya. ;-)

19 October 2008

D'Loft Food Court Thamrin Plaza


Counter Food & Beverage

d'loft, itu nama food court thamrin plaza ya barusan dibuka. Setelah sekian lama di renovasi ternyata food court di plaza ini menampilkan suasana dan kenyamanan berbeda. Tempatnya menjadi begitu lapang dan luas. Hampir setiap sisi di lengkapi kaca jendela jadi pengunjung bisa leluasa menikmati kota medan sekitar jalan Thamrin sambil menikmati makanan dan minuman. Begitu memasuki area food court, setiap pengunjung di berikan sebuah kartu. Kartu ini berfungsi layaknya tanda pengenal setiap pengunjung.

Counter Indonesian Food

Konsep dari food court ini diubah menjadi swalayan(self service). Jadi pengunjung sendiri harus ke counter makanan yg disukai dan memesan langsung disana dgn menunjukkan kartu tadi. Setelah itu pengunjung mencari tempat duduk, dan makanan akan diantar oleh pelayannya. Pengunjung membayar pada saat meninggalkan lokasi dgn menunjukkan kembali kartu pengenal. Sekilas konsep ini menawarkan kemudahan bagi pengunjung karena tak perlu membuka dompet setiap memesan makanan.

Kartu Pengenal Food Court


Nomor Mejaku


Counter Mie Kocok

Tetapi ada yg muncul di benakku, bagaimana jika terjadi kesalahan di komputer sehingga total pesanan berbeda antara pihak pengunjung dan pihak food court. Misalkan ketika ingin membayar, si Aciau bersiteguh tak pernah memesan teh manis, tapi muncul di tagihan. Setelah di cek di counter yg jual minuman ternyata memang ada transaksi seperti itu oleh kartu yg di pegang Aciau.

Counter Food & Noodle

Nah kalau dah seperti ini kira-kira bagaimana ya penyelesaiannya. Saran saya sich sebaiknya setiap selesai melakukan transaksi segera dicek di mesin agar tidak terjadi perselisihan nantinya. By the way, food court ini layak dikunjungi.

16 October 2008

Gambar Apakah ini?


Bagi pembaca setia blog 'Kebebasan', mohon kesediannya berkomentar tentang 'Apa gerangan yg ditunjukkan oleh gambar yg diatas?'. Bagi yg berhasil menjawab tersedia DVD film bajakan dengan berbagai judul menarik. :-D

14 October 2008

Doa Yang Mengancam

Cover Film 'Doa Yang Mengancam'

Aming bermain dgn apiknya di film terbarunya Hanung berjudul 'Doa yang Mengancam'. Di film ini Aming berperan sebagai Madrim, pemuda desa miskin kurus kumal. Cerita berawal dengan penggambaran kehidupan Madrim yg serba susah. Bekerja sebagai kuli di sebuah pasar, Madrim harus menghidupi istrinya, Zulaeha yg diperankan oleh Titi Kamal.

Madrim dan Zulaeha

Berhubung nafkah tak dipenuhi, Zulaeha keburu kabur dari rumah. Lengkap sudah penderitaan Madrim, uang tak ada, istri pun kabur, ditambah lagi diusir dari rumah kontrakan karena tak mampu bayar uang sewa. Terpaksalah Madrim menginap bareng dgn teman akrabnya yg saya tak tahu namanya.:-D Temannya inilah yg selalu menghibur Madrim agar tetap tegar dan selalu berdoa kepada Tuhan. Dengan segala kepasrahan sekujur tubur, Madrim memutuskan untuk berkelana ke tempat lain. Di perjalanan Madrim di sambar petir dan di selamatkan penduduk setempat.

Madrim si Miskin Mencoba Merantau

Nah dari sini, cerita mulai seru. Madrim yg disambar petir ini tiba-tiba mendapatkan kekuatan yg bisa mengetahui keberadaan seseorang dgn hanya melihat fotonya. Dengan kekuatannya ini, Madrim membantu kepolisian mencari buronan. Kehidupan Madrim pelan-pelan berubah menjadi lebih baik karena sudah mulai memiliki penghasilan memadai. Akhirnya Madrim di rekrut oleh seorang buronan kelas kakap yg menjanjikan kehidupan mewah kepada Madrim. Tetapi walaupun begitu, Madrim masih bersedih berhubung belum menemukan istrinya yg kabur. Suatu hari tanpa sengaja pada saat bosnya Madrim mengirimkan seorang wanita penghibur ke apartemennya, saat itulah dia bertemu istri tercintanya, Zulaeha. Berhubung status sebagai wanita penghibur, Zulaeha merasa malu dan diakhiri loncat indah dari apartemen. Madrim pun sedih tak ketulungan.

Adegan Madrim Stress Membuang Uang

Cerita diakhiri dengan pulangnya kembali Madrim ke kampung halaman. Madrim membuka warung kecil dan memulai kembali kehidupan sederhana disana.

04 October 2008

Akhirnya Liburan Juga Selesai

Tadi pagi jam 8.30 berangkatlah daku dari pelabuhan Balohan, Sabang untuk kembali ke pelabuhan Ulee Lhee, Banda Aceh. Sempat terkejut juga begitu sampai ke Balohan, ternyata tiket kapal telah habis terjual baik yang VIP, Eksekutif maupun Ekonomi. Berarti mesti tunggu sore hari sekitar jam 4 untuk trip ke dua. Waduh....ngak lucu neh namanya. Tapi untunglah penjual tiketnya ada tawarkan alternatif lain, yakni kalo mau tetap berangkat pagi, harus berdiri. Dengan kepasrahan sekujur tubuh daripada mesti tunggu sampe sore hari, terpaksalah kuterima tawaran itu walaupun harga tiketnya tetap sama dengan kelas ekonomi yakni Rp.70 ribu. Di ajaknya diriku ini oleh penjual tiketnya kebelakang loket. Kirain mo diapa-apain, untunglah cuman diajak langsung naek ke ferrynya, hanya menuliskan/mendaftarkan nama di list penumpangnya, jadilah gue berangkat pagi. Dengan tak ada tiket ditangan alias status penumpang gelap, gue pun dipersilahkan langsung naek kapal setelah membayar tiket ferrinya. Begitu naek gue di minta langsung naek ke lantai paling atas, tepatnya di luar kabin kapalnya untuk berdiri dengan rapi bersama penumpang gelap lainnya. Ternyata lumayan banyak juga penumpang gelap sepertiku disana dari bule ampe inang-inang. Inilah memang salah satu penyebab banyak tenggelamnya kapal dilaut karena muatan berlebih. Tetapi dalam hati ku berdoa semoga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Diatas kapal saya bisa menikmati desiran angin laut sambil menikmati pemandangan laut.


Pas petugas mengecek tiket, saya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala, sambil senyum-senyum, tanda tak mampu menunjukkan tiket. Untung petugasnya tak bengis sehingga saya tak sampai dipersilahkan turun di tengah laut. Perjalanan terasa singkat karena sekitar 45 menit , kapal dah berlabuh ke pelabuhan di Aceh. Semua pun berakhir dengan sempurna. Tak terasa liburan sebentar lagi dah mau selesai. Besok siang sudah mesti balek ke kota Medan melanjutkan aktivitas kembali. Sampai jumpa di postingan berikutnya.....!!!

NB: Foto-foto lainnya bisa di lihat di sini .

03 October 2008

Penginapan di Sabang - Gapang ( Leguna Resort )


Berpose manis sebelum main air

Saya tiba di Pelabuhan Balohan Sabang tadi siang sekitar jam 11.00. Seterusnya dilanjutkan perjalanan ke Gapang melalui mobil. Biayanya mesti kena Rp.150 ribu. Berdasarkan info dari segala sumber, saya memilih Leguna Resort sebagai tempat penginapan. Jam sudah menunjukkan pukul 12.30. Untunglah masih ada tpt walaupun tak ada bookingan sebelumnya. Tempatnya berbentuk rumah panggung, lengkap dgn AC dan kamar mandi. Nyaman deh sepertinya. Tapi semoga tak byk nyamuk dah. Biaya nginap semalam mesti kena 250 ribu. Letaknya memang pas di pinggir pantai. Gambar-gambar dibawah ini menunjukkan sekilas kondisi penginapan Leguna Resort di Gapang ini. Setidaknya bisa menjadi referensi atau pertimbangan bagi yang ingin tinggal disini. Saya sendiri menilai penginapan ini termasuk nyaman walaupun tak pernah membandingkan dengan yang lainnya. Menurut kabar, jikalau di Iboih ( daerah dekat Gapang juga ), penginapannya kurang manusiawi berhubung tidak tersedia kamar mandi atau fasilitas lainnya. Mungkin cocok untuk para backpacker.

Penginapan Leguna Resort

Suasana Sekitar Penginapan


Lingkungan Asri

Ruang Tamu dengan TV rusak

Tempat Tidur Lengkap dengan Lubang Intipan

Dilengkapi AC merek ChangHong

Kamar Mandi yang airnya selalu penuh

Setelah meletakkan segala perlengkapan di penginapan, tanpa basa-basi lagi ku ganti bajuku segera agar bisa menikmati pantai yg masih perawan ini. Pasirnya putih. Tak tahan hati ini terus kuceburkan neh badan dgn dilengkapi kacamata renang. Wuih karang-karangnya putih bersih nampak jelas. Ku kerahkan tenaga utk berenang lebih jauh. Eh..eh nampak ikan diantara karang-karang seperti difilm Nemo. Indahnya minta ampun. Timbul niat untuk sewa perlengkapan snorkeling agar lebih puas. Kebetulan untuk sewa menyewa seperti ini tersedia di sekitar pantai dgn biaya terjangkau. Dengan 30 ribu udah bisa dapat perlengkapan lengkap dari masker, selang berikut kaki bebeknya. Soal memakai alat ini juga merupakan tantangan tersendiri abis tak pernah pake neh alat. :-DMulanya terasa sulit bernapas dgn mulut tapi lama kelamaan makin tak biasa. Hahahaha...tak lah, dgn satu tangan tutup hidung, akhirnya bernapas dgn mulut jadi lancar. Weleh-weleh ikan warna-warni berseliweran sana-sini. Macam berenang di akuarium nan besar jadinya. Sayang tak ada kamera bawah air, jadi teringat foto-fotonya stephanie spincer pas dibawah air. Entah dimana fotonya tuh anak. :-) Setelah puas melihat pemandangan bawah air pantai Gapang, perut ini pun teriak minta diisi. Nah sekarang saya sudahi dulu blognya. Makan dulu akh!

NB: Foto-foto lainnya bisa di lihat di sini .

Perjalanan ke Sabang


Pelabuhan Ulee Lhee

Waktu di aceh menunjukkan pukul 9 pagi, saya berada di pelabuhan Ulee Lheue. Maksud hati ingin ke pelabuhan Balohan di Sabang. Ferry Pulo Rondo yang akan membawa saya berangkatnya jam 9.30 wib.

Harga tiket kelas ekonomi 70 ribu, kelas eksekutif 80 ribu dan terakhir VIP 90 ribu. Di ruang tunggu pelabuhannya terlihat beberapa bule asing dgn tasnya lumayan gede. Sekilas nampaknya penumpang ke sabang tidak begitu membludak di hari ketiga lebaran ini. Semoga perjalanannya lancar sampai ke tujuan. Doakan ya!

Potongan Tiket Ekonomi Pulo Rondo

NB: Foto-foto lainnya bisa di lihat di sini .